mengharap hidayah dan keridhoan Allah (episode1)
13 Agustus 2012
“astagfirullah” sentakku...
Aku terbangun dari mimpi burukku,
tiba-tiba ada sodoran air dari abi disebelahku yang ikut terbangun juga...
Aku meminumnya tiga kali teguk
dan kembali mengucap istigfar dalam hati sambil menenangkan hati,
“umi mimpi buruk?” tanya abi
sambil masih memegang tanganku dan tersenyum.
Aku diam, apakah mimpiku tadi
menimbulkan igauan... aku sangat khawatir mimpiku akan menimbulkan igauan
karena aku memimpikan hal yang sangat tidak baik.
“ umi lupa wudhu dan baca do’a kali
sebelum tidur ya?” tanya abi lagi masih sambil menggosok punggung. “ makanya
diganggu syaitan.. mimpi buruk itu datangnya dari syaitan loh mi...” ujarnya
lagi. “ ya udah mi lebih baik kita shalat malam saja... yuk” ajaknya.. lalu abi
beranjak bangun bergerak menuju tempat wudhu untuk bersuci.
Aku melihat jam di dinding kamar,
dan melihat waktu menunjukan pukul 2 dini hari. Memang setiap malam sudah
menjadi kebiasaan rutin bagi aku dan suamiku untuk bermunajat pada Allah di
malam hari, berdo’a dan berkeluh kesah pada Allah tentang semua permasalahan
dan meminta kekuatan agar pernikahan kami yang baru satu bulan ini barokah, dan
mendapat kemudahan dalam melaksanakan dakwah di lingkungan kami.
Abi selesai mandi dan berwudhu,
dia menggant bajunya dengan sarung dan baju kokonya. Begitulah abi dia selalu
menggunakan pakaian terbaiknya ketika shalat.
Pernah sehari kadang dia berganti
tiga kali untuk shalat. aku sempat bertanya kepadanya kenapa berganti baju
setiap shalat. dengan tersenyum dia menjawab “ kita tidak pernah tau mi baju
yang kita pakai aktivitas seharian ini bersih atau tidak, karena itu lebih baik
mengganti dengan baju yang bersih ketika akan shalat..” jelasnya,
Aku hanya tersenyum, benar-benar
luar biasa laki-laki yang satu ini. Teman-temanku banyak yang iri aku bisa
menikah dengannya. Kami menikah karena diperkenalkan oleh seorang ustad di
lingkungan pondok pesantren tempatku berada. Banyak wanita yang berharap
menikah dengannya. Tapi kami sama-sama tidak melihat biodata masing-masing yang
kami siapkan untuk ta’aruf. Aku hanya mempercayakan pada ustad pesantrenku.
“ aku ingin menyempurnakan
separuh agamaku ustad... dan siapapun yang ustad usulkan untukku asalkan dia
shalih mencintai Allah, Rasulullah dan orangtuanya, takut pada Tuhannya dan
berakhlak baik maka aku akan menerimanya...” ujarku dihadapan ustad Ridho dan
umi Rini pengurus pondok pesantrenku, tempatku bernaung selama dua tahun sejak
aku kuliah di Universitas Gadjah Mada.
“ tenang saja... umi akan
mencarikan yang terbaik untukkmu. Semoga Allah memberikan yang terbaik ya
nak,,,” umi memelukku. Umi Rini dan Abi Ridho sudah aku anggap seperti orang
tua kedua ku.
Agustus 2007
Namaku zahra,
aku tidak memakai jilbab hari pertama aku datang ke kota ini. Kota yogyakarta
yang akhirnya banyak mengajariku perubahan. Setelah aku tes dan masuk di
universitas negeri aku mulai kuliah dan melaksanakan tugas sebagaimana
mestinya. Aku kuliah, pulang ke kosan, maka teratur, mengerjakan tugas dengan
baik, belajar dengan teman-teman di kampus, bemain dengan tema-teman di kampus,
dan travelling ke berbagai pelosok daerah di Yogyakarta ini.
Setelah itu
beberapa hari kemudian...
“zahra... mau
ikut buka puasa bersama?” tanya teman satu angkatanku, namanya risma dia adalah
gadis berjilbab, hitam manis, pintar dan selalu tersenyum, logat jawa melekat
dalam tutur katanya. Dia berasal dari nganjuk jawa timur.
Aku menggeleng
dan menghela nafas, “aku mau berbuka puasa di butik saja” jawabku, aku biasanya
sepulang kuliah membantu kakak sepupuku yang memilki butik. Dan menghabiskan
banyak waktuku dari sore hingga malam saat butik tutup disitu sepanjang
semester pertama aku kuliah di yogyakarta ini.
“ayo zahra...
ikut aja” bujuknya dengan mata berbinar dan sambil tersenyum manis.
Di sebelah
risma akhirnya Raisya, Rina, dan Tia
ikut membujukku. Mereka semua adalah gadis berjilbab yang manis. Bahkan kalau
Raisya aku sudah mengenal dia dari sejak menginjakkan kakiku di kota Yogyakarta
ini. Waktu itu ketika akan tes aku sempat mengobrol dengan dia di lorong
kampus, berkenalan dan saling menanyakan asal tempat tinggal.
“ini acaranya
yang ngadain kerohanian islam kampus ra... jadi ikut aja, sekalian menambah
teman...” ujar Rina sambil menggoyang-goyang tanganku.
“aku pulangnya
dijemput kakakku. Kalo aku ikut buka puasa kasian dia jemput aku jauh dong..
kita mau buka puasa dimana emangnya?” tanyaku semakin bingung walaupun aku
tertarik dengan tawaran yang diberikan oleh mereka semuanya.
“ di Lembaga
Bantuan Hukum ra... tenang aja masalah transportasi, nanti setelah ikut kesana
kan kita dianter lagi kekampus, kalo kamu gak ada temen dan kakakmu gak bisa
jemput biar aku yang anter kamu ke kosanmu ya... “ kali ini Rina tersenyum
“ya udah aku
ikut... aku sms kakak sepupuku dulu ya...” jawabku pasrah.
Assalamualaikum, Teh zahra izin
sore ini ada acara kampus berbuka puasa di LBH, teteh gak usah jemput zahra,
nanti zahra pulang dianter Rina. Kalau ga kebutik zahra langsung ke kosan nanti
ya.
Lalu sms terkirim dan aku
mendapatkan balasan pesan dari kakak sepupuku beberapa menit kemudian.
Wa’alaikumsalam Iya zahra,
hati-hati di jalan ya, kalo butuh di jemput bilang aja, nanti dijemput.
Sore itu di depan mushalla...
“ siapa yang gak ada kendaraan?”
tanya seorang wanita berjilbab lebar yang aku tidak mengetahui namanya.
Aku spontan mengangkat tanganku..
Mbanya tersenyum kepadaku lalu
dia berkata “ ikut mobil mbak ya dik... yang lain yang gak ada kendaraan ikut
mobil mbak sandra... yang udah ada kendaraan siap-siap, jangan sampai nanti
nyasar atau ketinggalan rombongan ayo semuanya ditunggu di gerbang yang akhwat
ya...” teriaknya mengarah kepada anak-anak perempuan yang masih bersantai duduk
di depa mushalla ba’da shalat ashar sore itu. Aku cemberut... Rina, Raisya,
Risma dan tia ikut mobil yang lain. Sementara aku ikut mobil mbak sandra...
Sambil berjalan aku berbisik pada
Risma...
“ ma... akhwat itu apaan sih?
Nama makanan ya? “ tanyaku tersipu malu...
Risma pun tergelak senyum dan
akhirnya tertawa...
“ itu artinya perempuan zahra...
masa kamu gak tau sih...” ujarnya geli...
“ iya aku gak tau... tapi makasih
ya aku jadi tau artinya... banyak-banyak ajarin aku ya...” ujarku
“eh nanti sms rina aja kalau udah
sampai kampus, karena nanti kan Rina bareng sama tia, kemungkinan dia anter tia
pulang dulu...”
“sip... bos...” jawabku
sekenanya...
“ aku minder nih,,, kok
orang-orangnya pada pakai jilbab semuanya ya...” ujarku..
“ah nggak kok zahra... ada
beberapa yang gak pakai tuh ...” tunjuknya... aku menoleh dan melihat ada juga
yang seperti aku tidak memakai jilbab, bahkan kalo aku masih seperti perempuan
dengan rambut sebahu, aku melihat ada gadis tomboy cantik diujung sana yang
juga belum berjilbab...
Akhirnya aku berusaha melapangkan
dadaku, sungguh hati ini sangat tidak nyaman sekali, sambil masuk ke tengah
mobil mbak sandra. Semuanya mengobrol di dalam mobil, hanya aku yang diam...
sambil menoleh ke arah pemandangan yang bisa aku tangkap di sisi kiri dan kanan
jalan.
Lalu mbak sandra yang menyetir
mobilnya bertanya...
“ kamu siapa namamu dik... “
tanyanya sambil tidak menoleh dan tetap fokus menyetir, teman sebelahku
menyentuh tanganku tanda memberitahu jika aku yang sedang ditanya...
“ aku zahra... “jawabku..
“ zahra baru pertama kali ya ikut
acara SKI? “ tanyanya lagi.
“ iya mbak... aku diajak teman
tadi...” aku tersenyum...
“sering-sering aja ikut kegiatan
kampus dik... bantu-bantu mbak ya... “ ujarnya tersenyum
“boleh mbak... aku coba-coba aja
mbak... daripada gak ada kerjaan” ujarku sekenanya...
“yang lain juga ya,,, jangan
hanya ikut acara ramadhan di fakultas saja, nanti pas idul adha ikut saja lagi
semuanya ya...”
Mbak sandra berkulit hitam, tapi
cantik dan manis, orangnya ramah dan baik, itu kesan pertama yang aku tangkap
saat berkenalan dengannya.
Acara berjalan dengan lancar,
kami berbuka puasa di LBH sambil berdiskusi, dan baik yang putra maupun yang
putri pamit.
to be continued..... :) tunggu kisah selanjutnya on maret !!!
Komentar