Perjalanan hidup part 2 (edisi Operasi Mastoidistis / timpano mastoid )

"Mbak bangun mbak,, operasinya sudah selesai" samar2 ada suara membangunkanku dalam bisikan,, samar2 kubuka mata yang menempel erat, tapi aku tak kuat, tubuhku lemah, aku lemas, ingin berteriak pun aku tak mampu, lalu aku terbangun dan memuntahkan sesuatu, masih dalam posisi miring aku tertidur lagi lalu aku tidak ingat apa-apa lagi,, hanya suara kereta didorong yang aku ingat dan sayup-sayup orang mengangkat tubuhku yang berat berusaha memindahkan aku dari kasur operasi kekasur kereta dorong, lebih banyak suara, dan aku semakin merasakan sakit, akupun tertidur lagi, tidak merasakan apa-apa, berat untuk bangun...

Beberapa jam sebelumnya

"Mbak ganti bajunya dulu.." Ujar seorang perawat sambil tersenyum manis,,

Ak tidak memperhatikan masih asyik memainkan handphone. Lalu masih sempat membalas beberapa pesan, update status, karena jenuh aku bilang

" Mbak.. Ak jalan-jalan dulu ya, bentar aja liat kedepan aja kok" ujarku sambil manyun

"Iya mbak tidak apa-apa,, asal jangan kabur ya mbak" dia tersenyum lagi..

"Hahaaa iya mba kalo aku kabur mbak lagi yang dimarahin" aku tersenyum lalu keluar kamar, sebuah kamar kelas 3, pasien-pasien yang ada disana adalah pasien pasca operasi, jantungku semakin berdebar keras ketika aku melewati kasur demi kasur tempat pasien dirawat inap, semalam aku tidak bisa tidur karena mendengar banyak jeritan kesakitan pasien-pasien yang lain, ada yang operasi hidung karena tumbuh tumor dalam hidungnya, ada yang operasi telinga sampai bagian terdalam karena terdapat infeksi, seorang balita berusia 4 tahun sebelumnya masih ceria meminta kereta api pada ibunya, tetapi setelah operasi amandel dia berteriak-teriak terus menerus dan tidak bisa berbicara, dia menjerit-jerit terus menerus. Sardjito penuh.. Aku tidak menemukan bangsal kosong baik itu kelas 2 atau kelas 1 atau bahkan VIP, smua penuh,, hanya kelas VVIP yang melangit yang kosong.. Jadi dua hari aku dikelas 3 sebelum dipindah kekelas 1 karena tidak bisa tidur akibat raungan pasien yang lain.

Sms masuk

" Nik, husni datangnya jam 9an aja ya,, nanti ada retno kesitu" isi smsnya..

" Iya say gapapa, aku masih lama kok jadwal ku jam stg 11" balasku..

Setelah selesai jalan-jalan aku masuk kembali ke kamar,

Lalu retno datang,

" Mbak sekarang ganti bajunya " ujar seorang perawat,

" Mbak, nanti aku minta selimut dan tetep pake jilbab sampai ruang operasi ya mbak?" Jawabku..

" Iya mbak tenang aja saya ngerti, " dia tersenyum, dia mengerti mungkin karena suster ini memakai jilbab juga,

Pesan lain masuk

" Nik aku sama indah udah di sardjito"

"Iya masuk aja" ujarku

Akhirnya waktu itu datang,

"Ayo mba udah waktunya," ujar perawat itu

Aku duduk dikursi roda dan didorong, jantungku berdebar lebih cepat

"Orang tua mana mbak? " Tanya susternya

"Gak bisa datang mbak, paling besok" jawabku

" Lha terus yang nungguin. siapa?"

"Itu ada temen-temenku " Ujarku sambil menunjuk mereka yang berada di luar kamar,

"Ohh ya udah yuk "

Kursi didorong..

Ayu indah mencandaiku, lalu aku mengenalkan husni pada mereka

" Anak asrama .. Hheee" mereka saling berkenalan,

sampai didepan lift

" Eh nik badannya kurus banget" canda indah

" Iya ilang 10kg, nanti juga naik lagi" ujarku meyakinkan

Setelah perjalanan dan sedikit bercakap-cakap,,

"Kalian ikut masuk aja"

Ujar susternya..

" Mbak buka jilbabnya ya.." Ujar susternya tersenyum

Ada orang lain perempuan juga masuk, seorang dokter perempuan berjilbab, aku kenal dia dokter residence tht,

" Mbak unik ya?? " Tanyanya.. " Loh kok ini ada orang lain disini?" Ujarnya...

"Gapapa mba buat nyemangatin, jadi supporter,, " celetuk suster yang mengantarku.. Heheeehe

" Ya udah mbak sekarang masuk kedalam, berdoa dulu ya mbak"

Aku berdoa dalam hati dan tersenyum pada husni, ayu dan indah.. Sambil berdoa aku pasti melihat mereka kembali,

Masuk ruang lain, keren pintunya terbuka setelah dokter2nya mengetik pasword,

Seperti sistem pertahanan , jadi inget film residen evil, hehe

Didalam ruang operasi

Lampu-lampu dipasang

Berbagai alat dinyalakan, keren-keren alatnya,,

" Lho kok pasiennya belum di infus??"

" Iya dok, kemarin aku puasa.. " Ujarku senyum-senyum

dokter lain berdatangan.

Seorang dokter ahli menyetel musik jawa sambil bersenandung ria

Ini mau operasi nyanyi-nyanyi dulu biar rileks kayanya,

"Mbak kuliah dimana?"

" Hukum UMY" jawabku..

" Kenapa ga masuk kedokteran UGM aja?" Ujar dokter ahli itu

" Kalo masuk kedokteran UGM mba nanti ketemu saya.. "

" Wah pak otak saya gak kuat, smptn dan UM saya milih kedokteran ugm, farmasi ugm, sama pendidikan kimia UNY" ujarku manyun

" Yang lolos??"

" Yang no.3"

"Milihnya kok ipa semua?"

" Saya anak ipa pak"

" Kok yang diambil ips?"

"Takdir kayaknya heheee"

"Makan jatah anak ips mbak hehe"

Ini dokter nanya-nanya mulu pusing aku hahaaa

Masih terdengar lagu jawa halus, mengingatkanku pada lagu film kuntilanak, aku hanya senyum-senyum

"Mbak sekarang pasang infus dan semua alat ya mba.. "

"Iya" semua kabel dan infus di lekatkan ke seluruh tubuh ku dan aku ngeri melihatnya.. Bahkan untuk infus harus dua kali karena yang pertama tidak masuk...

"Nah coba liat denyut nadi, jantung normal, tekanan darah normal smua mbak, mbaknya sehat kok, ayo pulang aja mbak" dokternya masih aja bercanda aku tidak bisa melihat wajahnya mereka semua berbaju hijau dan memakai masker hijau, tapi aku tau masing-masing dokter itu siapa,

" Iya saya liat ini semua jadi takut, saya pulang aja pak" jawabku sambil tertawa gemetaran

dokternya lalu memasang oksigen ke hidungku...

" Mba hirup oksigennya ya..."

Aku hirup oksigennya detik-detik selanjutnya yang aku dengar adalah, suara dokter yang memanggilku sayup-sayup, lagu jawa fenomenal masih terdengar sayup-sayup

Aku tertidur pulas

Dalam mimpi...

"Mbah?" Tanyaku.. Pada sosok laki-laki tinggi besar, tampan sangat tampan.. Dia menengokkan kepalanya padaku

"Iya nik" jawab mbah laki-lakiku..

Mukanya bercahaya, dia tersenyum..

"Mbah ngapain disini?"

" Nemenin kamu..." ada air mata mengalir dipelupuk matanya..

" Tapi kita kan beda dunia mbah?? " Tanyaku bingung

" Emang iya tapi ini kan cuma mimpi.."

" Kamu yang sabar ya,, mbah tahu kamu anak yang baik.. Kadang Allah kasih banyak cobaan supaya kamu kuat" ujarnya..

" Aku kuat kok mbah insya Allah,, "

Mukanya sangat bercahaya, aku merindukannya.. Mbahku.. Mbah haji sanusi,, yang selalu perduli pada orang sekelilingnya, hingga seantero merak mengenalnya, karena sifatnya yang dermawan, penyayang, dan religius, sebagai seorang tokoh masyarakat dia selalu memegang amanahnya dengan baik, dan mengajarkan yang baik-baik pada anak dan cucunya...

" Mbah.. Disana sepi dan gelap ya"

" Gak nik, asal kita selalu berbuat kebaikan, sebelum kita mati dan menjadi orang yang taqwa.. Menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.. Bersiap selalu, dan mencontoh akhlak Rasululloh, insya Allah Dia akan memberikan tempat yang baik di akhirat.." Mukanya makin bercahaya

" Mbah.. Tapi aku banyak dosa, aku juga agak nakal akhir-akhir ini, ga jadi anak baik"

" Sifat manusia nak.. Wajar.. Saat kamu kembali nanti perbaiki sifatmu, jangan kamu lanjutkan sifat-sifat burukmu.." Jawabnya..

" Allah Gusti Agung, Dia Maha pemurah cah ayu, dia akan memaafkan hamba-Nya, asal hamba-Nya tobat dan kembali di jalan-Nya yang lurus.." Ujarnya lembut

" Mbah.. Aku boleh peluk mbah..?"

" Sini.. Inget pesan mbah baik-baik, kamu mesti berguna untuk sekelilingmu, berguna di dunia.. Jadi anak yang shalihah.. Agar bisa mengangkat derajat keduaorangtuamu, biarlah mereka sekarang seperti itu, suatu hari nanti kamu akan jadi orang yang kuat nik, karena sejak kecil sudah terbiasa dengan ujian-Nya"

" Mbah tapi kadang aku gak kuat mbah,, abis ini aku ikut mbah aja ya mbah.."

mbah senyum padaku..

"Jangan sekarang nak.. Kamu masih punya kesempatan memperbaiki hidupmu, kembalilah.. Ingat pesan mba baik-baik, harus berguna untuk orang lain, jangan selalu bergantung pada orang lain"

Aku menangis...

" Kamu harus kuat nik... Pasti kuat... Harus kuat..."

" Aku gak bisa selapang mbah, dalam menghadapi masalah.. Mbah sangat berjiwa besar.."

" Latihan nak, nanti lama-lama kamu akan terbiasa, jadi orang yang baik itu butuh proses, kamu harus sabar, ikhlas dan tawakal .."

Dia senyum..

" Waktu mbah gak banyak.. Semoga kita bertemu di akhirat nanti.."

Mbah menghilang..

Aku memanggilnya..

Tapi aku tiba-tiba tidak ingat apa-apa lagi

Suara kereta didorong..

Aku mendengar, seperti wajah-wajah cemas di sekelilingku, masih muntah-muntah, kali ini aku melihat cairannya berwarna hijau..

Tapi aku tertidur lagi..

Terdengar sayup-sayup suara lagi tapi aku tak ingat itu apa, aku tertidur lagi..

Hal yang kuingat dalam kepalaku.. Aku belum shalat.. Aku berusaha bangun, tapi tidak ada tenaga, sisa-sisa anesthesi sepertinya masih menjalar ditubuhku..

Aku muntah lagi..

Dan ada yang memegang ku..

Seorang akhwat.. Wajahnya bercahaya..

Seperti malaikat, tapi aku terlalu pusing jadi tidak mengenalinya..

Sepertinya wajah-wajah penghafal Al-qur'an selalu bercahaya seperti malaikat.. Selalu..

Aku tau ini pasti salah satu santri Rabingah.. Yang ada di sampingku.. Aku tertidur lagi..

Malam itu..

Sekuat tenaga ingin berteriak..

Tapi yang keluar hanya suara lemah..

" Jam berapa ini?" Tanyaku..

Yang disampingku sudah berbeda lagi, kali ini aku bisa melihatnya.. Mba nurma yang cantik, dan ika yang selalu ceria yang di sebelahku..

" Jam 9 nik.." Ujar ika lembut..

" Astagfirulloh aku belum shalat, dari dzuhur sampai isya.. " Ujarku air mata mengalir..

" Di qadha sayang.. " Sahut mba nurma lembut juga..

"Sekarang kamu tidur lagi aja.. "

Aku tertidur lagi.. Masih terus mengeluarkan air mata.. Karena merasakan sakit berdenyut-denyut di seluruh kepalaku, muntah-muntah.. Terus menerus selama 2 hari karena maag kronisku, dan pengaruh bius tidak baik untuk lambung..

Dan berfikir.. Lalu berdzikir

Lalu setelah itu aku tertidur kembali..

Dengan hati sedikit lebih tenang..

Sambil terus beristigfar...

(To be continue)

Jalan kaliurang, gadingan sinduharjo ngaglik yogyakarta 15 agustus diselesaikan jam 9.25 Am, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, segala puji bagi-Mu ya Rabb.. Tuhan semesta alam

By : Unik Karlita

Teringat sebuah lagu :

Vonis by : haris isa

Segala jalan telah ku lalui

Segala cara coba ku tempuhi

Tiada satu yang bisa memberiku hidup lebih lama

Cukup air mata yang mengalir

Cukup perih sedih telah terukir

Kuharus ikhlas dan tegar menatap waktu yang tersisa

Semoga sakitku ini

luruhkan dosa lalu ku

Dan ketika masaku habis di dunia

Kuingin tinggalkan satu kenangan terindah

Meski lewat nada yang cuma ku bisa

Kan kupersembahkan yang terbaik untuk semua

Semangati langkahku mengembara waktu

Mengabdi pada-MUAgar

hidupku yang satu kali ini

Menjadi hidup yang berarti Ya Robbi

Komentar

Sakit apa nik? Sedih banget bacanya :'(






















itu dulu pas 2011 aku operasi infeksi telinga jadi kaya semacam ada daging tumbuhnya jadi harus dikeluarkan... alhamdulillah membaik walaupun sekarang masih berobat jalan karena infeksinya masih ada dan harus dirawat terus telingaya hehe

Postingan Populer