Budaya Nyinyir (Adab Menasihati)
Budaya Nyinyir
Sudah tidak asing ditelinga kita
apalagi di indonesia sekarang ini, budaya nyinyir seakan melekat dan menjadi
dekat di masyarakat indonesia. Apa saja dinyinyirin, presiden, ya mentri , ya
artis, bahkan kehidupan rumah tangga artis sekalipun diuyek-uyek sama dia
padahal ga penting banget tingkat dewa.
Baru-baru ini aku sering liat
orang yang gak kenal nyinyirin artis, pake akun palsu pula. Ada yang berani
pake akun palsu terus seolah-olah judge lu artis ga bener lah, lu nikah cuman
main-main lah, ibu durhaka ke anak lah, anak durhaka ke ibu lah, bahkan artis
pacaran aja di nyinyirin. Yang aku bingung itu orang kok semangat banget
ngurusin kehidupan itu artis padahal itu artis minta makan juga enggak sama
dia.
Apalagi di FB, nyinyir itu
dianggap biasa. Seperti saya misalnya, saya adalah Ibu Rumah Tangga telah
menikah 7 bulan lalu. Saya memang sudah terbiasa aplod gambar dan status
kegiatan kerumahtanggaan, bagi saya ini namanya hiburan... emang iya hiburan. Loh
kok hiburan? Lah FB ka bukan tempat buat serius-serius amet kali, ngapain lu
aplod serius2 hehe *peace.
Aku udah biasa aplod2 foto
makanan kek, jalan sama suami kek, kandungan kek, kontrol kandungan kek. Sampai
akhirnya ada adik angkatan japri aku di whatsapp “mba coba liat status FB nya
mas anu deh, mba kayaknya lagi diomongin di statusnya beliau”.
Aku buka emang sih statusnya
ngomongin sebel sama orang yang dikit-dikit aplod masalah pernikahan.
*tuing-tuing padahal yang bikin status sama yang komen juga sama aja suka aplod
foto anak sama istrinya, kehidupan pernikahanya, foto telanjang di kamar mandi
(AKU GAK PERNAH PROTES!) apalagi ngomongin dia di belakang bahkan nyindir
statusnya dia GAK PERNAH YA!
Terus yang bikin aku marah apa
sih? Sebenernya aku sih gak marah itu hak-hak dia lah mau ngomong apa mau
komentar apa yang penting kan bagaimana kita menyikapinya jadi aku cuman komen “oh”
aja di facebooknya. Dan akhirnya karena merasa ga penting banget ngurusin
begituan sementara kerjaan rumah tangga aku juga masih banyak kaya masak,
nyuci, beres2 rumah etc. Belum lagi karena aku lagi hamil 7 bulan mikirin hal
begitu mah malah bikin stress mendingan juga gak aku peduliin. Yaudah deh
akhirnya karena aku ngerasa dia keganggu sama FB aku aku unfriendin aja tuh
yang ngerasa keganggu... lah kan itu juga hak dong? Dalam bersosial media mau
temenan sama sapa aja. Hahaha....
Aku gak suka sama masalah
nyinyirnya, gak beradab banget. Kalo gak suka mendingan kayak aku lah ngomong
langsung sama orangnya person by person, japri, duduk baik-baik, ngopi, ngapain
lu lampiasin di ruang publik yang di baca banyak orang itu kan ga beradab
namanya. Aku ga pernah ya kalo ga suka sama orang lain aku ngomongnya depan
publik! Pasti selalu kujapri, kuingetin, kunasihatin. Lah kan namanya aja
jagain aibnya.
Ya mungkin ini hikmah aja kali ya
teguran dari Allah supaya ga mainan FB mulu dan fokus ke hal lain kaya belajar
dan bekerja supaya teralihkan dari dunia sosmed hehe J
Nah sebenenrnya disini aku mau
mengingatkan lagi gimana sih adab menasihati muslim yang baik?
Rasulullah SAW bersabda “ seorang
mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia
segera memperbaikinya” ( H.R Al-Bukhari )
Agama itu adalah nasihat
sebagaimana yang disampaikan Rasulullah :
“agama itu nasehat, kami
bertanya, Untuk siapakah itu? Beliau menjawab , bagi Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya dan para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awam dari mereka (H.R
Bukhari Muslim).
Berikut adalah adab menasihati
orang lain yang baik
1. ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapkan
ridho Allah, karena berarti ketika kita menasihati kita nantinya akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dan agar orang yang dinasehati mendapatkan
hidayah-Nya. kalo niatnya mau nasihatin cuman karena gak suka dan akhirnya malah buka aib orang lain wassalam deh bukannya dapet pahala malahan jadi dosa.
2. menasehati secara rahasia
Ini adalah adab yang kebanyakan
orang tidak mengetahuinya. Perhatikanlah bahwa penerima nasehat harus dijaga
aib dan keburukannya. Sebagaimana tutupilah aib saudaramu maka Allah akan
menutup aibmu.
3. memberikan nasihat dengan
halus, lembut dan penuh adab.
Hal ini karena ketika kita
memberikan nasihat itu ibaratnya membuka sebuah pintu. Sedangkan pintu tidak
bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas, maka pintu itu adalah hati sedangkan
nasehat adalah kuncinya.
4. tidak memaksa
Ketika menasihati menjadi
gugurlah kewajiban, jika si penerima nasihat tidak berubah maka kita cukup
mendoakan saja dari hati karena itu adalah selemah-lemah iman.
5. memilih waktu yang tepat untuk
menasihati
“ hati itu memiliki rasa suka dan
keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ia ketika
ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika malas dan menolak. (Al-adab
Asy-syar’iyyah karya ibnu muflih)
Sekian semoga bermanfaat :)
Unik karlita
11.39 am
Kalibata, 3 september 2015
Komentar